Bu Dosen ‘Nembak’ Saya

Siang itu, hari minggu yang cukup menggerahkan, seperti biasa saya mengikuti perkuliahan yang telah menjadi rutinitas baru saya sekaligus merantai kaki saya untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang tidak jelas di waktu senggang.

Tapi ketika giliran masuk mata kuliah Pengantar Agronomi, dada ini berasa beda.

Tiga puluh menit berjalan, teman-teman satu mata kuliah sudah pada lesu. Bagaimana tidak, jam makan siang sudah waktunya tapi karena dosennya datang terlambat, mungkin juga disebabkan karena jadwal perkuliahan yang amburadul, ya perkuliahan tetap berjalan.

“Ada yang bertanya?”bu dosen meminta, Aku pun langsung bertanya, ” Apa masksud dari….?” (nda tau persis juga pa bunyi pertanyaanku itu hari, pelupaK bela). Bu dosen pun menjawab.

beberapa saat kemudian…

“Mengantuk ya pak, bu?” Bu dosen nanya lagi. “Kecuali yang satu itu, semangat dari tadi!” bu dosen lalu ‘nembak’ (baca: nunjuk) saya. Akh… ibu bisa saja. Saya jadi malu nih bu… Rasanya ingin ku katakan, ‘jelas saja bu saya tidak ngantuk, kan ibunya cantik, punya mata yang bagus lagi, terus suaranya lembut tapi ndak bikin lemes’….. hhuehuehuehue…

Dasar mahasiswa sarap!!! ( Ini istilah kudapat dari buku iblisnya si aca ).

Tapi kan tujuan saya baik. Simbiosis Mutualisme lah istilah yang tepat untuk menggambarkan keadaan ini. Si bu dosen dapat perhatian lebih dari saya (maksudnya perhatian untuk mengikuti mata kuliahnya) dan saya dapat menyerap ilmu yang ditransfer beliau. Toh? cocokmi toh?

Kabar baik nih… Si Ibu dosen favoritku ini akan mengajar dua mata kuliah sekaligus dan bagai durian runtuh dua-duanya saya ambil. HUahuahuahuahua….. Jadi kuliah pun lebih semangat. Horeeeeee!!!!!

Leave a comment